, Teorema Bayes adalah landasan pembelajaran Bayesian. Kerangka pembelajaran ini menggunakan keyakinan sebelumnya dan memperbaruinya dengan data baru untuk membuat prediksi. Hasilnya, model bisa menjadi lebih akurat saat menerima data tambahan.

Singkatnya, itu

Teorema Bayes adalah alat yang ampuh untuk memahami probabilitas bersyarat dan untuk menyempurnakan keyakinan kita dengan mempertimbangkan informasi baru. Kesederhanaan matematisnya kontras dengan implikasi dan penerapannya yang luas, menjadikannya subjek dasar yang wajib dibaca oleh siapa pun yang tertarik pada statistik, pengambilan keputusan, dan kecerdasan buatan. Dasar-dasar Inferensi Bayesian

aku

Inferensi Bayesian adalah cabang statistika yang memberikan kerangka teoritis untuk menafsirkan peristiwa dalam kaitannya dengan probabilitas. Hal ini didasarkan pada Teorema Bayes

, yang merupakan rumus untuk memperbarui probabilitas suatu peristiwa terjadi berdasarkan data baru.

Teorema Bayes

Teorema Bayes adalah tulang punggung inferensi Bayesian. Secara matematis dinyatakan sebagai berikut:

  • P(H|E) = (P(E|H) * P(H)) / P(E) Atau :
  • P(H|E) adalah probabilitas hipotesis H mengetahui bahwa peristiwa E telah terjadi.
  • P(E|H) adalah peluang terjadinya peristiwa E jika hipotesis H benar.
  • P(H) adalah probabilitas apriori dari hipotesis H sebelum melihat data E.

PE)

adalah probabilitas apriori kejadian E. Teorema ini memungkinkan kita memperbarui keyakinan kita dalam kaitannya dengan probabilitas hipotesis H setelah menyadari peristiwa E. Probabilitas apriori dan posterior

Dua konsep kunci dalam inferensi Bayesian adalah pengertian probabilitas

secara apriori Dansebuah posteriori

: Kemungkinannya secara apriori

, dilambangkan P(H), mewakili apa yang kita ketahui sebelum memperhitungkan informasi baru.

Kemungkinannyasebuah posteriori , dilambangkan P(H|E), mewakili apa yang kita ketahui setelah memperhitungkan informasi baru. Inferensi Bayes melibatkan perpindahan dari probabilitas sebelumnya ke probabilitas posterior menggunakan teorema Bayes.Bukti

Lire aussi :  Kognitivisme: Apakah kecerdasan kita buatan?

Dalam teorema Bayes, P(E) sering disebut faktor

bukti

. Hal ini dapat dianggap sebagai ukuran kesesuaian data yang diamati dengan semua kemungkinan hipotesis. Dalam praktiknya, hal ini bertindak sebagai faktor normalisasi dalam memperbarui keyakinan kita.

Inferensi Bayesian dalam praktiknya

  • Dalam praktiknya, inferensi Bayesian digunakan di banyak bidang seperti pembelajaran mesin, analisis data statistik, pengambilan keputusan di tengah ketidakpastian, dll. Secara khusus, ini memungkinkan: Untuk mengembangkan model prediksi probabilistik.
  • Untuk mendeteksi anomali atau menyimpulkan pola tersembunyi dalam data yang kompleks. Mengambil keputusan berdasarkan data yang tidak lengkap atau tidak pasti.
  • aku Inferensi Bayesian
  • memberikan kerangka kerja yang kuat untuk berpikir dengan ketidakpastian dan mengintegrasikan informasi baru secara koheren. Penerapannya sangat luas dan penggunaannya di bidang lanjutan seperti kecerdasan buatan

Dimana

data besar

tumbuh terus menerus. Oleh karena itu, memahami prinsip-prinsip fundamentalnya sangat penting bagi mereka yang ingin menafsirkan dunia melalui prisma probabilitas. Teorema Bayes dalam Algoritma Pembelajaran Mesin Dunia kecerdasan buatan (AI) terus berkembang, dan salah satu konsep dasar yang mendorong revolusi ini adalah teorema Bayes. Alat matematika ini memainkan peran penting dalam algoritma pembelajaran mesin, memungkinkan mesin membuat keputusan berdasarkan probabilitas. ITU Teorema Bayes

  • , yang dikembangkan oleh Pendeta Thomas Bayes pada abad ke-18, adalah rumus yang menggambarkan probabilitas bersyarat suatu peristiwa, berdasarkan pengetahuan sebelumnya yang terkait dengan peristiwa tersebut. Secara formal, hal ini memungkinkan untuk menghitung probabilitas (P(A|B)) dari suatu kejadian A, mengetahui bahwa B benar, menggunakan probabilitas B mengetahui bahwa A benar (P(B|A)), probabilitas dari A ( P(A) ), dan probabilitas B ( P(B) ). Penerapan teorema Bayes dalam AIDalam konteks pembelajaran mesin, teorema Bayes diterapkan untuk membangun model probabilistik. Model ini dapat menyesuaikan prediksinya berdasarkan data baru yang diberikan, sehingga memungkinkan peningkatan dan penyempurnaan performa secara berkelanjutan. Proses ini sangat berguna dalam klasifikasi, yang tujuannya adalah memberi label pada masukan tertentu berdasarkan karakteristik yang diamati.
  • Pentingnya pembelajaran Bayesian Salah satu keuntungan utama pembelajaran Bayesian adalah kemampuannya menangani ketidakpastian dan memberikan tingkat keyakinan terhadap prediksi. Hal ini penting dalam bidang-bidang penting seperti kedokteran atau keuangan, di mana setiap prediksi dapat mempunyai dampak yang besar. Selain itu, pendekatan ini memberikan kerangka kerja untuk menggabungkan pengetahuan sebelumnya dan pembelajaran dari sejumlah kecil data.Contoh algoritma Bayesian
Lire aussi :  Alan Turing dan lahirnya kecerdasan buatan

Ada beberapa algoritma pembelajaran mesin yang mengandalkan teorema Bayes, antara lain:

Bayes yang naif

: Pengklasifikasi probabilistik yang, meskipun namanya ‘naif’, luar biasa karena kesederhanaan dan efektivitasnya, terutama ketika probabilitas fiturnya independen.Jaringan Bayesian: Model grafis yang mewakili hubungan probabilistik antara sekumpulan variabel, dan dapat digunakan untuk prediksi, klasifikasi, dan pengambilan keputusan.

Teorema Bayes dalam praktiknya

Untuk mengilustrasikan penerapan pembelajaran Bayesian, perhatikan contoh penerapan sederhana: pemfilteran spam di email. Menggunakan algoritma

  • Bayes yang naif
  • , suatu sistem dapat belajar membedakan pesan sah dari spam dengan menghitung kemungkinan suatu email adalah spam, berdasarkan frekuensi kemunculan kata kunci tertentu.
  • Saat sistem menerima email baru, sistem menyesuaikan probabilitasnya, menjadi semakin tepat dalam klasifikasinya.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *